Rabu, 23 Juni 2010

Cape deeehhh!!!

Seonggok bangunan besar mendominasi pemandangan di jendela kamarku di lantai 2. Letaknya menyisi, sehingga aku bisa melihat sisi samping dan belakangnya.

Dari depan, aku pernah melihatnya. Dicat berwarna pink, dengan jendela-jendela yang cantik berhiaskan tirai berwarna senada.

Tapi bagian samping dan belakangnya, berwarna abu-abu semen yang buruk dan kusam. Beberapabagian mulai retak, dan bahkan lumut berwarna hijau kehitaman menandai tempat mengalirnya air hujan. Jendela-jendela yang mati bejejer, menatap nanar dalam kekosongan. Apakah isinya? Gudangkah? Rumahkah? Ditingkahi antena rumah sebelah dan semrawutnya kabel-kabel PLN, sungguh menyedihkan.

Kemudian toko-toko di sebelahnya, kutahu ada yang menjual madu, ada yang menjual peralatan kompor, ada toko sepeda, dan ada toko alat-alat olah raga. Semua tampak bonafit dan terawat. Tetapi sisi belakang yang menghadap jendela kamarku? Sebagian dilapisi seng yang sudah mulai berkarat dan terkelupas di sana-sini. Sebagian lagi berupa tembok bata tanpa plester. Talang-talang air yang pecah-pecah dan putus-putus meneteskan sisa-sia air buangan. Dan atap-atapnya yang tambal sulam menunjukkan betapa seringnya terjadi kebocoran di sana.

Inikah kehidupan?
Seperti itu jugakah manusia?
Yang cantik dan glamor di depan, tetapi bobrok di belakang?
Apakah yang tersimpan di balik topeng keseharian?
Kesedihan?
Kebusukan?
Kepahitan?
Kapan semuanya akan tersingkap?
Kapan segalanya akan dibenahi?
Atau memang selalu harus ada titik air mata dan kegeraman di balik senyuman?
Cape deeehhh!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar