Rabu, 23 Juni 2010

Toko Berkat 2 (Buku Harian Seekor Kucing)


Di dunia kucing, namaku Sophie, seekor primadona di lingkungan RT.04. Setiap malam, aku tinggal memilih jantan mana yang akan kujadikan teman kecan untuk malam itu, warna buluku yang terdiri dari campuran warna coklat tua, coklat muda, coklat susu hingga cream, dalam pola garis-garis yang elegant disebut brown patch tabby. Tetapi di dunia manusia, aku dipanggil "Meng" , dan banyak orang menyebut jubah buluku dengan sebutan "warna lap pel", apapun artinya itu, mungkin sebuah sebutan untuk warna yang cantik dan langka.

Aku mengadopsi sebuah keluarga manusia yang cukup baik terhadapku, mereka selalu menyediakan makanan untukku, membelai-belai dan menggendongku, berbicara kepadaku, dan mengajakku bermain. Mereka juga tidak merepotkan, mereka tinggal di suatu bangunan yang mereka beri nama "Toko Berkat"
Mereka mengisi ruangan bawah yang mereka sebut "toko" dengan banyak rak dan barang-barang, ada juga ruangan-ruangan lain yang disebut "gudang", "dapur", dan lain-lain, dan pada malam hari mereka akan memasukkan diri mereka sendiri ke dalam suatu kandang di lantai 2 yang mereka sebut "rumah", benar-benar tidak merepotkanku, karena pada malam hari lah aku sibuk beraktifitas.

Di malam hari, aku berpatroli di setiap ruangan untuk berburu mangsa, ada tikus-tikus yang gemuk dan lezat, terutama di "toko" dan di "gudang", ada cicak-cicak yang merayap di dinding "dapur" dan di balik barang-barang, ada juga cecurut-cecurut yang masuk ke dalam dari got di depan bangunan, nah kalau yang ini tidak akan aku makan, karena mereka berbau busuk, tetapi cukup menarik untuk diburu dan dijadikan mainan. Aku bekerja keras mengejar-ngejar mereka di kegelapan, tetapi itu bukan masalah untukku karena mataku memiliki kemampuan night vision yang sempurna. Terkadang aku terpaksa menjatuhkan barang-barang dalam usahaku menangkap mangsa, apalagi makin lama populasi hewan buruan di Toko Berkat ini semakin menurun, pernah sekali aku menjatuhkan sesuatu yang disebut "oven toaster" oleh manusia, dan keesokan harinya mereka semua sangat ramai meributkan barang tersebut, aneh! Lagipula, apa kegunaan barang kotak yang keras dan dingin itu?
Beberapa kali aku mencoba menghadiahkan hasil buruanku pada keluargaku, tetapi kelihatannya mereka tidak menyukai tikus, karena mereka malah berteriak-teriak, bahkan memanjat ke atas kursi saat aku membawakan bangkai tikus segar atau cicak mati untuk mereka.

Karena populasi hewan buruan di Toko Berkat sudah sangat menurun dan kebutuhanku untuk kehidupan sosial yang sehat dan gaul, maka terkadang sebelum pukul 18.00, saat keluarga manusiaku menutup pintu toko, aku akan pergi meninggalkan Toko Berkat untuk memulai kehidupan malamku. Seringkali aku berkelana di jalanan yang dingin dan kejam di malam hari, menghadapi berbagai tantangan seperti monster-monster besar berisik yang mengeluarkan gas beracun (kalau tidak salah manusia menyebutnya "mobil") yang seringkali mencelakai kami bangsa kucing ketika sedang menyeberang jalan, anjing-anjing liar yang selalu mengejar-ngejar dan menggigit kami, juga manusia-manusia liar yang tidak mempunyai "kandang" sendiri dan berkeliaran di jalanan untuk mencelakai makhluk-makhluk yang lebih lemah. Tetapi yang aneh dengan manusia, kadang mereka saling mencelakai antar mereka sendiri, sungguh tak masuk akal! Pengalamanku di jalanan membuatku sangat akurat menilai manusia atau pun makhluk-makhluk lainnya.

Di pagi hari, tepatnya setiap pukul 8.30 pagi, saat keluarga manusiaku membuka toko mereka (catatan: Manusia justru beraktifitas di pagi-sore hari, di malam hari mereka tidur. Aneh? Percayalah, aku melihatnya setiap hari), aku sudah menanti di halaman, dan begitu celah pertama terbuka, aku akan melesat masuk untuk segera mengistirahatkan tubuhku yang lelah dan mengembalikan kesegaran serta kecantikanku. Biasanya keluarga manusia ku akan manyambutku dengan cemilan yang nikmat dan belaian serta sapaan hangat, mereka juga akan merawat luka-luka yang kuperoleh dari perkelahian antar gank dan perebutan pasangan, ahhhh nikmatnya punya keluarga! Bahkan para karyawan pun menyambutku dengan ceria, mereka akan tersenyum lebar dan melontarkan sapaan akrab seperti, "eh, si jablay tah baru pulang!" atau "Liat si Meng meni dekil gitu!", yang walaupun tidak aku mengerti tapi terasa akrab dan membuatku tersanjung karena kehadiranku begitu disukai.

Setelah makan dan membersihkan diri, aku akan mencari tempat yang nyaman untuk beristirahat, biasanya di sekitar toko karena aku senang berada di dekat keluargaku, dan untungnya banyak tempat yang nyaman di sana untuk aku bergelung hangat menikmati istirahatku. Tempat favoritku adalah di pangkuan salah satu keluargaku, tapi sayang mereka seringkali harus bangkit dari duduknya untuk melayani tamu yang datang, sehingga aku sering dipindahkan (lagi enak-enaknya tidur, gimana ngga bete coba?) Alternatif lain, aku seringkali tidur di sebuah kardus di pojokan, isinya tumpukan kertas dan brosur, cukup hangat dan nyaman, atau di rak pertama sekat paling bawah, tempat display berbagai karpet dan kesed, hanya saja di sana seringkali aku terbangun oleh jeritan orang yang kaget saat menyentuhku waktu melihat-lihat kesed. Tempat strategis juga adalah di rak sisi pada sekat yang cukup tinggi, tepatnya di balik display blender atau magic com, tetapi kadang aku terkejut ketika barang yang menutupi di depanku tiba-tiba diambil karena ada yang hendak membelinya, terpaksa aku pindah lagi.

Apabila aku tidak terlalu lelah atau mengantuk, terkadang aku duduk di atas etalase, atau berjalan-jalan mengitari toko sambil mengamati orang-orang yang keluar masuk toko. Beberapa sangat simpatik dan tampak menyukaiku, seringkali seseorang membelai-belai diriku atau menggendongku, tapi tak jarang juga orang yang menjerit begitu melihatku, atau berjalan menjauh dariku sambil mengernyit tak suka seakan-akan aku adalah suatu sosok yang menjijikan. Yang paling kubenci adalah anak-anak yang senang menjahili atau menendangku (untung keluargaku selalu menyelamatkan dan membelaku), atau orang-orang yang tidak memakai matanya saat berjalan dan menginjak kaki atau ekorku (ngga sopan!).

Di Toko Berkat ini aku menjadi saksi bisu (paling-paling hanya akan menjadi bahan gossip di arisan kucing di malam hari) dari berbagai drama kehidupan, mulai dari tawar-menawar yang alot antara keluargaku dengan pembeli, hubungan yang akrab dan manis dengan langganan, konflik-konflik antar manusia, sampai wajah-wajah koruptor yang selalu meminta bon palsu (percaya atau tidak, 90% dari para koruptor ini adalah mereka yang berprofesi sebagai guru atau pegawai pemerintahan, ck ck ck! Apa jadinya bangsa manusia ini? Anak-anak mereka dididik oleh oknum-oknum koruptor yang tidak tahu malu, untung di dunia kucing, bangsa kami yang bermartabat tidak pernah mempraktekkan korupsi yang memalukan itu)

Yahhh, itu lah sedikit cerita tentang kehidupanku bersama manusia di Toko Berkat, di sini aku belajar tentang hubungan antar manusia yang beragam, juga tentang nilai kebersamaan dan pentingnya keluarga bagi kita, karena semenarik apa pun kehidupan dan orang-orang yang kita jumpai di luar sana, keluarga lah yang selalu kita rindukan, yang pada nya aku selalu bisa kembali dan diterima sampai kapan pun......


THE END
Diceritakan oleh Meng, kucing dan anggota keluarga Toko Berkat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar